CINTA DAN PERKAWINAN
1. Memilih
Pasangan
Untuk menjalani hidup, seseorang membutuhkan patner atau
pasangan hidup yang diharapkan setia menemani, pasalnya penting dalam memilih
pasangan hidup yang sesuai.memang adanya dalam Memilih pasangan hidup bukanlah
perkara mudah.
Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun
perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai
pasangannya. Maka dari itu harus benar-benar diperhitungkan ketika memilih
pasangan yang baik. Bila ingin pintar, seseorang harus rajin belajar, bila
ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila
menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada
sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan.
Segala sesuatu ada harga-nya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup
yang baik. Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita untuk
mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah,
Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat mereka
masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu
pula sebaliknya.
Adapun bila kita dihadapkan suatu pilihan lebih dari satu,
tentu sewajarnya seorang akan memilih yang terbaik baginya, meskipun pilihan
terbaik baginya tidak selalu identik dengan pilihan yang terbaik bagi umum,
karena seseorang tentu memiliki pertimbangan yang sangat khusus yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
Maka, ketika sedang memilih calon pasangan , bukalah mata
lebar-lebar. Lihatlah dia secara utuh. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
tentang dia, terutama kekurangannya. Karena saya yakin, kelebihan dari pasangan
akan dengan mudah kita terima tetapi kekurangan? Tanyakanlah pada diri sendiri,
mumpung belum akad nikah, apakah siap menerima kekurangan-kekurangan tersebut?
Terakhir, lihatlah dia tidak hanya di masa sekarang tetapi
juga potensinya di masa depan. Tahukah kalian bedanya anak-anak dan dewasa?
Anak-anak hanya berfikir apa yang ada sekarang sementara orang dewasa berfikir
lebih jauh ke depan. Pernikahan adalah urusannya orang dewasa maka berfikirlah
dewasa.
2. Hubungan dalam perkawinan
Sebuah hubungan cinta, menurut Stenberg dalam teorinya,
Triangular Love Theory, terdapat 3 komponen yaituIntimacy, Passion, dan
commitment. Dalam hubungan pernikahan yang ideal, komponen intimacy, passion,
dan commitment merupakan komponen yang paling sempurna karena kedekatan,
perasaaan dan komitmen bersatu dan diikatkan oleh suatu ikatan yang sah yaitu
pernikahan. Namun dalam kenyataannya, menjaga tiga komponen ini merupakan hal
yang sulit seiring berjalannya waktu
3. Penyesuaian & pertumbuhan dalam perkawinan
Penyesuaian merupakan proses membiasakan diri pada kondisi
baru dan berbeda sebagai hubungan suami istri dengan harapan bahwa mereka akan
menerima tanggung jawab dan memainkan peran sebagai suami istri. Penyesuain
perkawinan ini juga dianggap sebagai persoalan utama dalam hubungan sebagai
suami istri. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyesuaian perkawinan adalah dua
orang memasuki tahap perkawinan dan mulai membiasakan diri dengan situasi baru
sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan kepribadian, lingkungan
kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan kebutuhan, keinginan dan
harapan.
4. Perceraian dan pernikahan kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng
cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui
masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang
membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua
kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin
mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya
dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama
menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah
bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki
kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak
faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya
ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah
kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya
tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena
kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah
menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung
mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu
akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus
kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang
berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih
penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari
tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan
hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik.
tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.
5.Alternatif Selain Menikah
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan zaman,
perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu
dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian
marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup
melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat
pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang
batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi
terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan
perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single
adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama
menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak
pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu
kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan
cemburu.
Banyak pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan
karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih
konsentrasi dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan
lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur
dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang
telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap
melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika belum memiliki
kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa senang jika
sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga
memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada
kepuasaan tersendiri..
source
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/psikologi/lima.tahap.dalam.perkawinan/001/007/140/1/1
No comments:
Post a Comment