IAD awalnya diusulkan sebagai gangguan dalam satir tipuan oleh Ivan Goldberg, MD, pada tahun 1995. Ia mengambil judi patologis seperti yang didiagnosis oleh Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders ( DSM-IV ) sebagai modelnya untuk deskripsi dari IAD. Hal ini tidak, bagaimanapun, termasuk dalam DSM saat ini sebagai tahun 2009. IAD menerima pemberitaan pers, dan masa depan klasifikasi mungkin sebagai gangguan psikologis terus diperdebatkan dan diteliti.
Aktivitas online yang, jika dilakukan secara pribadi, biasanya akan dianggap merepotkan, seperti perjudian kompulsif atau belanja, kadang-kadang disebut dorongan bersih. Lainnya, seperti membaca atau bermain game komputer, yang mengganggu hanya sebatas bahwa kegiatan ini mengganggu kehidupan normal. Pendukung klasifikasi gangguan sering divide IAD menjadi subtipe oleh aktivitas, seperti berlebihan, luar biasa, atau tidak pornografi penggunaan, game secara online jejaring sosial , blogging , email, atau Internet belanja . Lawan mencatat bahwa perilaku kompulsif tidak mungkin mereka akan ketagihan.
Oposisi
Psikiater Dr Goldberg menyatakan bahwa internet gangguan kecanduan bukanlah benar kecanduan dan mungkin sebenarnya tidak lebih dari gejala lainnya, gangguan yang ada. Sebuah penjelasan overbroad daun kecanduan membuka kemungkinan setiap perilaku kompensasi dinyatakan kecanduan . Sebagai contoh, seseorang yang memiliki percakapan telepon yang panjang dengan seorang teman untuk menghindari situasi yang tidak menyenangkan dapat dinyatakan “kecanduan telepon” dengan validitas yang sama sebagai orang yang chatting di Internet dengan tujuan dasar yang sama.
Kebanyakan, jika tidak semua “pecandu internet”, sudah berada di bawah label diagnostik yang ada. Bagi banyak orang, penggunaan berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat dari internet adalah manifestasi dari mereka depresi , kecemasan , kontrol impuls gangguan, atau patologis perjudian . IAD dibandingkan dengan kecanduan makanan , di mana pasien makan berlebihan sebagai bentuk pengobatan sendiri untuk depresi, kecemasan, dll, tanpa benar-benar menjadi benar-benar kecanduan untuk makan.
Ada kemungkinan bahwa seseorang bisa memiliki hubungan patologis dengan aspek tertentu dari Internet, seperti penawaran pada lelang online , melihat pornografi , game online, atau judi online (yang termasuk di bawah ada Perjudian patologis ), tapi itu tidak membuat media internet itu sendiri adiktif. Misalnya, apakah perjudian dilakukan pada komputer atau face-to-face tidak mempengaruhi apakah atau tidak itu adalah patologis, seseorang dengan kontrol impuls yang buruk dapat kehilangan tidur atas sebuah novel menegangkan atau acara televisi favorit atau game komputer atau godaan untuk mengklik link lain web.
Juga, ada perbedaan yang signifikan dan kritis antara aktivitas Internet umum (e-mail, chatting, web surfing) dan perjudian patologis, yang gagasan IAD sangat paralel. Internet adalah sebagian media pro-sosial, interaktif, dan informasi-driven, sementara perjudian dipandang sebagai perilaku, tunggal anti-sosial yang memiliki nilai yang sangat sedikit penebusan sosial. Banyak disebut pecandu internet tidak menderita kerusakan yang sama untuk kesehatan dan hubungan yang umum untuk kecanduan didirikan.
Sebuah review lengkap penelitian kecanduan internet pada akhir tahun 2008 (Byun et al., 2008) menunjukkan signifikan, kekurangan beberapa kebanyakan studi di daerah ini. Para peneliti menulis dalam artikel itu, “menunjukkan analisis yang studi sebelumnya telah digunakan kriteria yang konsisten untuk menentukan pecandu internet, diterapkan metode perekrutan yang dapat menyebabkan serius bias sampling , dan memeriksa data menggunakan terutama eksplorasi daripada konfirmasi data teknik analisis untuk menyelidiki tingkat asosiasi bukan hubungan kausal antara variabel “.
Penyebab dan efek
Dr Kimberly S. Young mengatakan bahwa penelitian link internet Addiction Disorder sebelumnya dengan ada masalah kesehatan mental, paling sering depression.This mungkin karena itu keterlibatan maya tidak merangsang pelepasan neurotransmiter yang bertanggung jawab atas perasaan kepuasan dan relaksasi, seperti oksitosin dan endorfin, cara interaksi yang nyata lakukan. Muda menyatakan bahwa gangguan memiliki efek yang signifikan secara sosial, psikologis dan occupationally. Pecandu dikenal untuk menggunakan internet rata-rata 38 jam per minggu untuk tujuan non akademis dan non-kerja yang mengakibatkan nilai yang buruk di kalangan mahasiswa, perselisihan di antara pasangan dan kinerja berkurang. Dalam sebuah artikel berjudul Internet Profil Psikologis Over-Pengguna ‘: Sebuah Sampling Perilaku Analisis Kecanduan Internet studi Korea ke gangguan, penggunaan patologis dari hasil internet di konsekuensi hidup negatif seperti kehilangan pekerjaan, kerusakan pernikahan, utang keuangan, dan akademis kegagalan. 70% dari pengguna internet di Korea dilaporkan untuk bermain game online, 18% dari yang didiagnosis sebagai pecandu game . Para penulis artikel melakukan studi menggunakan Kimberly Young kuesioner ‘s, penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka yang memenuhi persyaratan dari Internet Addiction Disorder menderita kesulitan interpersonal dan stres, mereka yang kecanduan game online khusus menjawab bahwa mereka berharap untuk menghindari kenyataan.
Dr Kimberly S. Young menyatakan bahwa 52% dari responden penelitian sendiri mengatakan bahwa mereka mengikuti program pemulihan untuk kecanduan lainnya. Ini termasuk alkoholisme , ketergantungan kimia , perjudian kompulsif , atau makan berlebihan kronis . Ini peserta bisa melihat perilaku yang berlebihan yang sama, kebutuhan untuk penopang untuk membantu mereka rileks, dalam penggunaan internet, bahwa mereka telah dipamerkan dalam kecanduan sebelumnya. Meskipun mereka percaya bahwa kecanduan internet tidak seserius alkoholisme , mereka masih merasa kecewa bahwa kecanduan baru telah menggantikan yang lama. Muda juga membahas temuan DrMaressa Hecht-Orzack of McLean Hospital yang mendirikan layanan untuk kecanduan komputer dan Internet pada musim semi tahun 1996. Orzack mencatat bahwa terutama depresi dan bi-polar disorder dalam ayunan depresi yang adalah co-morbid fitur penggunaan Internet patologis, bersama dengan Orzack ini menunjukkan bahwa arahan yang diterima berasal dari berbagai klinik di seluruh rumah sakit daripada direct self-rujukan untuk kecanduan internet.
“Kecanduan Internet,” Penyakit Baru Anak Muda Kita
Selama ini yang
sering disebut dengan kecanduan adalah kecanduan alkohol, kecanduan
narkoba atau kecanduan judi. Namun sekarang yang sedang merasuki anak
muda kita adalah kecanduan internet karena mereka sangat rentan untuk
kecanduan dibandingkan orang dewasa.
Internet
memiliki manfaat yang besar sebagai sarana informasi dari berbagai
kehidupan social dimasyarakat. Selain memiliki kebaikan ternyata
internet juga telah menjadi suatu penyakit bagi mereka yang
menggunakanya. Penyakit tersebut adalah kecanduan internet, karena yang
kecanduan biasanya akan lupa makan, lupa tidur bahkan lupa mandi
heheheheheh. Bisa juga karena tidak dapat online mereka mengalami
kecemasan, marah, stress dan juga depresi.
Sebuah keluarga
yang memiliki koneksi internet untuk anak mereka adalah karena
orangtua berharap agar koneksi internet yang mereka miliki dapat
mempermudah putra putrinya mengakses berbagai ilmu pengetahuan dan
mempermudah mereka untuk belajar.
Namun selain
tujuan yang baik tersebut ternyata internet telah di salah gunakan
untuk bermain game online, chat online, facebook an, yang lebih
menghawatirkan adalah jika berakrab-akrab ria dengan orang asing yang
sebelumnya tidak mereka kenal lebat chat mesra. Beberapa kasus pernah
kita dengar ada seorang remaja dibawa kabur oleh orang yang baru saja ia
kenal dari chat online.
Di banyak
negara, anak-anak yang kecanduan internet mencapai tingkat yang
mengkhawatirkan. Karena asiknya bermain internet mereka akan lupa
belajar. Bahkan kesehatan merekapun akan terganggu karena mereka akan
lupa makan, lupa tidur bahkan lupa mandi. Prilaku yang seperti ini
mengakibatkan mereka lupa dengan dunia luar karena mereka asik dengan
dunia mereka sendiri. Kurangnya bersosialisasi dan bergaul dengan sesama
teman, lihat saja sekarang dijalan-jalan sering kita lihat anak muda
lebih asik dengan Hp nya tanpa perduli dengan lingkungan sekitar.
Internet
sebenarnya banyak manfaatnya bagi orang yang menggunakannya dengan
bijak, namun internet juga sangat membahayakan bagi orang yang tidak
dapat mengendalikan dirinya untuk menggunakan internet dengan baik.
Seperti juga dengan kecanduan yang lain, kecanduan internet juga
memiliki obatnya yaitu diri kita sendiri. Bisakah kita mengendalikan
diri dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat saja??
Di Korea
pemerintahnya telah menangani anak-anak muda yang terkena sindrom
internet. Dengan membangun 140 jaringan lebih konseling untuk mereka
yang kecanduan internet dan lebih dari 100 rumah sakit untuk memberikan
pengobatan kepada mereka yang terkena sindrom ini. Ada juga “camp bebas
internet” yang berlokasi di hutan sebelah selatan kota Seoul. Semua
sarana untuk orang yang kecanduan internet ini di danai oleh pemerintah,
maka semua layanan itu gratis.
Sebenarnya
kecanduan internet timbul pada anak-anak karena kurang pengawasan dan
perhatian dari orangtua kepada mereka. Di sekolah juga sedikit sekali
kegiatan yang berhubungan dengan internet, akibatnya anak yang
dirumahnya memiliki koneksi internet mencari hal-hal yang selama ini
mereka pikirkan. Seperti penasarannya mereka dengan yang berbau seks,
sudah bisa ditebak mereka akan mencari gambar-gambar porno. Atau
mencari hiburan dengan bermain game, chat, atau fban. Jika keterusan
mereka pasti akan kecanduan.
Di Indonesia
yang pemerintahnya belum tanggap dengan prilaku anak-anak muda yang
terpapar penyakit ini, jika dibiarkan lambat laun maka siap-siap kita
para orangtua akan mendapati anak yang tidak perduli pada lingkungan
sekitar karena asik dengan permaianan didunianya sendiri. Untuk itu yuk
sebagai orangtua, guru dan orang dewasa kitalah yang bertanggungjawab
agar anak kita tidak terpapar sindrom internet ini, caranya berilah
pengawasan dan perhatian yang lebih pada putra-putri kita agar mau
mengunakan internet untuk hal-hal yang bermanfaat bagi mereka.
Beberapa bentuk gejala kecanduan Internet atau Internet Addiction Disorder (IAD).
- kurangnya tidur dan kelelahan,
- mendapat nilai yang buruk dalam studi,
- performa kerja yang menurun,
- lesu dan kurangnya fokus.
- cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial, kurang bisa bersosialisasi,
- berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya.
- Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan.
- Keasyikan dengan internet dengan tujuan tertentu yang orang lain tidak boleh tahu. Biasanya anak akan merahasiakan saat ditanya orang tua, “Lagi ngapain sih di internet?”
- Bersikap defensive untuk berlama-lama online. Mereka akan marah jika waktu online-nya dibatasi.
- Mulai memakai uang jajan atau uang untuk kebutuhan penting lain demi bisa online atau membeli gadget baru.
- Gagal mengontrol perilaku, termasuk perilaku agresif.
- Mengalami euphoria setiap kali terlibat pada segala hal yang menyangkut komputer atau aktivitas internet.
- Tak bisa mengatur waktu online
- Mengorbankan waktu tidur demi bisa online.
- Marah saat koneksi internet terputus.
- Memeriksa email atau pesan online secara kompulsif sepanjang hari.
- Tetap berusaha online walau sedang waktunya sekolah atau belajar.
- Lebih senang menghabiskan waktu online ketimbang bersama teman atau keluarga.
- Tidak tertarik melakukan aktivitas menarik di dunia nyata, lebih senang di depan komputer.
Tips Orang Tua Cegah Buah Hati Kecanduan Internet
Memiliki kebiasaan berselancar di dunia maya tidak dipungkiri bakal berdampak kurang baik untuk perkembangan anak. Terlebih jika anak Anda menggunakannya untuk mengakses situs yang memuat konten-konten yang tidak sesuai dengan kondisi psikologisnya.
Untuk mencegah dampak negatif, orang tua dituntut dapat membimbing anak mereka dalam berselancar di internet. Namun terkadang jika para orang tua coba membatasi, sang buah hati justru marah dan melawan.
Oleh karena itu, ada beberapa hak untuk mengalihkan kesibukan anak Anda dari aktivitas berlebihan berselancar di dunia maya, berikut Okezone kutip dari paparan akademisi Djamaludin Ancok saat melakukan presentasi di acara peresmian Asosiasi Psikologi Cyber Indonesia (APsiCI) di Jakarta, (18/8/2012).
Pertama, arahkan sang buah hati untuk melakukan aktivitas lain yang menarik dengannya, contoh sang orang tua dapat mengajak putra-putrinya ke aktivitas olahraga, menonton di bioskop, dan lain-lain.
Kedua, jika buah hati Anda sangat kecanduan dan memiliki kecenderungan mengalami masalah kejiwaan yang dikompensasikan dengan sibuk berinternet, sebaiknya Anda sebagai orang tua mengajak anak Anda berbicara.
Ketiga, apabila anak sudah tidak mau diajak bicara, Anda disarankan meminta orang lain yang mau di dengar oleh buah hati Anda untuk memberikan nasihat atau jika tidak berhasil juga, Anda disarankan membawanya ke pusat konseling.
http://muda.kompasiana.com/2012/05/12/kecanduan-internet-penyakit-baru-anak-muda-kita/
http://id.wikipedia.org/wiki/Internet_addiction_disorder
http://indowebsia.com/shownews.php?news_id=5
http://ictwatch.com/internetsehat/2012/07/18/12-gejala-anak-kecanduan-internet/
http://www.akbidsarimulia.ac.id/web/berita-148-tips-orang-tua-cegah-buah-hati-kecanduan-internet.html
No comments:
Post a Comment