KONSEP SEHAT
TUJUAN KESEHATAN:
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan
bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,
pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal berada di tangan seluruh masyarakat.
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi
menjadi dua, secara umum dan secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara
umum, antara lain:
- Melakukan koreksi
atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
- Melakukan usaha
pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
- Melakukan kerja
sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi
pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah
penyakit menular.
- Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat adalah perwujudan individu
yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain
(aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan. Sehat /
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani)
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Pada awalnya, orang - orang mengira bahwa sakit mental
disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya orang - orang yang
menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada akhirnya usaha -
usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi masalah ini.
Philippe Pinel (Perancis) dan William
Tuke (Inggris) adalah contoh orang yang berjasa dalam menanggulanginya. Masa -
masa ini dikenal dengan masa pra ilmiah. Masa selanjutnya adalah masa ilmiah.
Beberapa tokohnya antara lain Dorothea Dix, dan Clifford Whittingham Beers.
PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola
wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :
Orientasi Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada
orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan
tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan
"tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan
sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya
adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental
dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan
mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.
Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan
mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk
kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas
dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat
beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori
Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori
Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi
dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari
Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self
dari Carl Rogers dan sebagainya.
1. ALIRAN PSIKOANALISA
Teori kepribadian dengan pendekatan psikoanalisa sangat
dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1856-1939), Bapak Psikoanalisa yang sangat
terkenal. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, masa lalu, analisis
mimpi (jalan istimewa menuju ketidaksadaran), dan juga alam bawah sadar, yang
tersusun dari 3 sistem pokok yaitu : id, ego, dan superego.
2. ALIRAN BEHAVIORISTIK
Teori kepribadian behaviristik bertolak dari dan menekankan
pengaruh lingkungan atau keadaan situasional terhadap perilaku.
Tokoh-tokohnya adalah Rotter, Dollard, Miller, dan Bandura.
Para ahli tarsebut berpendapat bahwa perilaku merupakan hasil interaksi yang
terus menerus antara variable-variabel pribadi dengan lingkungan. Dengan demikian
individu dan situasi saling mempengaruhi.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin,
yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang
sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan
sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya,
dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat
pengatur panas.
ALIRAN HUMANISTIK
Teori humanistik memandang tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu ... kepribadian,hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena
sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini
1. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamik yang hampir
selalu membutuhkan perubahan dan adaptasi, dan dengan demikian semakin tetap
dan tidak merubah respon - respon itu, maka semakin sulit juga menangani
tuntutan-tuntutan yang berubah. Kenyataan ini menjelaskan pengaruh-pengaruh
yang menghancurkan kepribadian seseorang. Orang yang mengalami depresi karena
sering kali merasa sulit menyesuaikan diri dengan pola tingkah laku yang di
perlukan.
2. PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai perjuangan individu
untuk bertahan di dalam lingkungan sosial dan fisiknya (Lazarus, 1976). Tidjan
(dalam Kristiyani dkk., 2001) mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan
usaha individu untuk mengubah tingkah laku agar terjadi hubungan yang lebih
baik antara dirinya
dengan lingkungan. Haber dan runyon (1984) mendefinisikan
penyesuaian diri adalah proses yang terus berlanjut sepanjang kehidupan
seseorang. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan situasi hidup yang
menuntut seseorang untuk berubah. Penyesuaian diri juga merupakan tingkah laku
yang ditunjukkan seseorang yang disesuaikan dengan tuntuan situasi yang
dialami. Hurlock (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2004) menyataan bahwa subjek
yang mampu menyesuaikan diri kepada umum atau kelompoknya dan orang tersebut
memperlihatkan sikap dan perilaku yang menyenangkan, berarti orang tersebut
diterima oleh kelompok dan lingkungannya. Menurut Gunarsa (2003) penyesuaian
diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia. Seseorang berusaha
menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi agar dapat mengatasi kesulitan yang
dihadapinya dan mampu berhubungan debgan orang lain. Menurut Schneiders (dalam
Ali & Anshori, 2004) penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan
respon-respon mental dan tingkah laku untuk menghadapi kebutuhan internal,
konflik, ketegangan, dan frustasi serta untuk menyelaraskan tuntutan dari dalam
diri individu dengan tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat individu
berada. Schneiders (dalam Ali & Anshori, 2004) menyatakan bahwa penyesuaian
diri dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu: (a) Penyesuaian diri sebagai
adaptasi (adaptation).
3. PERTUMBUHAN PERSONAL
Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya
minat terhadap pekerjaan dan kegemaran.
Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang
tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak
menyenangkan atau menjijikkan. Tetpi, kita memiliki cara tertentu untuk
mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat
memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.
STRESS
Stress adalah suatu kondisi yang dinamis dimana seseorang
dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa
yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan
penting. Efek fisiologis dari stress pada tubuh meliputi :
- Insomnia atau tidur
bermasalah
General Adaptation Syndrom (Hans Selye)
Sindrom adaptasi umum adalah model yang terdiri dari tiga
unsur atau fase yang menggambarkan respon tubuh terhadap stress :
Faktor individual & Sosial Penyebab Stress
-Faktor individu:
Dimana individu menjumpai stressor dalam lingkungannya.
-Faktor sosial:
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari – hari
juga berpengaruh terhadap kehetan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan
sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stress.
Tipe – tipe Stress Psikologis
- Tekanan
- Frustasi
- Konflik
- Kecemasan
Mekanisme Pertahanan Diri
- Identifikasi
- Kompensasi
- Reaksi formasi
- Sublimasi
- Proyeksi
- Introyeksi
- Reaksi konversi
- Represi
- Regresi
- Denial
- Supresi
Strategy Coping Untuk Mengatasi Stress
Strategy coping merupakan koping yang digunakan individu
secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya.
Mtode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi.
Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Semua orang harus menjadi pemecah masalah (problem solvers)
dengan cara melakukan analisis secar seksama terhadap proses, kemudian berusaha
menutupi kesenjangan yang terjadi.
HUNGUNGAN INTERPERSONAL
Model-model Hubungan Interpersonal
Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan contentmelainkan juga menentukan relationship. Dari segi
psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung
A. Teori Mengenai Hubungan Interpersonal
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan
interpersonal,
yaitu:
1. Model Pertukaran Sosial
2. Model Peranan
3. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu
sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan.
ANALISIS TRANSAKSIONAL
Analisis transaksional adalah sistem terapi yang
berlandaskan teori kepribadian yang mengunakan tiga pola tingkah laku atau
perwakilan ego yang terpisah, yaitu orang tua, orang dewasa dan anak.
Memulai Hubungan
Pembentukan Kesan & Ketertarikan Interpersonal dalam
memulai hubungan
Penyebab ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga
cinta berkembang dalam hubungan yang erat meliputi :
1. Aspek kedekatan
2. Kesamaan
3. Kesukaan timbal balik
4. Ktertarikan fisik dan kesukaan
ketertarikan interpersonal adalah kecenderungan untuk
mengevaluasi individu lain dengan
penilaian positif secara konsisten ada beberapa faktor:
1. DAYA TARIK FISIK
2. KEDEKATAN
3. MERASA DEKAT
4. KEMIRIPAN
5. SOCIAL REWARD
HUBUNGAN PERAN
Model Peran
Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd. (2004:141) terdapat empat
asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku
dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar
dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut
sebagai berikut:
a. Secara implicit bermain peran mendukung sustau situasi
belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada
situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta
didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata.
Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat
menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain.
b. Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik
untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada
orang lain.
c. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide
dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses
kelompok.
d. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis
yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat
diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan.
Konflik
merupakan suatu
gejala yang umumnya muncul sebagai akibat dari interaksi manusia dalam hidup
bermasyarakat. Konflik akan timbul ketika terjadi persaingan baik individu
maupun kelompok. Konflik juga bisa dipicu karena adanya perbedaan pendapat
antara komponen-komponen yang ada di dalam masyarakat membuatnya saling
mempertahankan ego dan memicu timbulnya pertentangan. Bukan hanya di masyarakat
konflik juga bisa terjadi di satuan kelompok masyarakat terkecil, keluarga,
seperti konflik antar saudara atau suami-istri.
Adequancy peran dan autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut.
INTIMASI DAN HUBUNGAN PRIBADI
Kebutuhan intimacy merupakan suatu kebutuhan akan hubungan
dengan orang lain dan merupakan kebutuhan terdalam pada diri setiap manusia
untuk mengetahui seseorang secara lebih dekat, seperti merasa dihargai,
diperhatikan, saling bertukar pendapat,keinginan untuk selalu berbagi dan
menerima serta perasaan saling memiliki sehingga terjalin keterikatan yang semakin kuat dan
erat
Initmasi dan Pertumbuhan
Menurut Crooks &
baur, (1983) ada beberapa tahapan perkembangan terjadinya iintimasi, yaitu
sebagai berikut :
a. Penerimaan
diri
b. Saling
berinteraksi
c. Memberi
tanggapan
d. Perhatian
e. Rasa
percaya
f. Kasih
sayang
g. Kemampuan
untuk bergembira bersama pasangan
h. Berhubungan
seksual
CINTA DAN PERKAWINAN
MEMILIH PASANGAN
Memilih pasangan hidup yang tepat adalah salah satu bagian
terpenting dalam hidup dengan banyak aspek dan faktor kriteria pemilihan yang
harus dihitung dengan matang.
Berikut adalah beberapa Tips Memilih Pasangan Hidup, yaitu :
- Rajin Beribadah
- Tidak Metralis
- Sehat Jasmani
maupun Rohani
- Saling Jujur,
Setia dan Cinta
- Selalu Mensuport
HUBUNGAN DALAM PERKAWINAN
Menurut Cuber Harroff, terdapat Enam Klasifikasi atau Tipe
Hubungan dalam Perkawinan, yaitu :
- Conflict -
Habituated
- Devitalized
- Pasive - Congenial
- Utilitarian
- Vital
- Total
PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM PERKAWINAN
Untuk mencapai kepuasan dalam perkawinan, kedua belah pihak
harus terus - menerus kembali menyesuaikan diri dalam memahami apa yang dapat
diharapkan satu sama lain secara rasional dari peran masing - masing. Hal yang
paling penting adalah memperbesar flesibelitas dalam meletakkan harapan peran
terhadap pasangan masing - masing. Fase ini paling menantang dalam hubungan
pernikahan. Kalau pasangan mampu dan berkomitmen mengatasi konflik yang membuat
mereka merasa kesepian, juga memutuskan untuk mengatasi rasa sakit, marah dan
penolakan, mereka bisa melewari fase ini lebih baik.
PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI
Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Adapun
Penyebab dari Perceraian, yaitu :
- Ketidakharmonisan
dalam Rumah Tangga
- Krisis Moral dan
Akhlak
- Perzinahan
- Pernikahan Tanpa
Cinta
- Adanya Masalah -
Masalah dalam Perkawinan
Dampak dari Perceraian
Perceraian pun sering kali menimbulkan tekanan batin bagi
tiap pasangannya. Anak - anak mereka pun juga dapat menjadi korbannya.
Hal Positif tentang Pernikahan Kedua
Keputusan untuk menikah lagi memiliki banyak keuntungan,
baik bagi anak maupun orang tua. Bagi orang tua, dapat memberikan ketenangan
karena memiliki pasangan hidup sebagai tempat berdiskusi, mereka juga tidak
merasa sendiri lagi dalam menghadapi tekanan hidup. Ini semua dapat berpengaruh
terhadap tingkat stress orang tua. Bagi anak, dapat memberikan dukungan
emosional dalam perkembangan psikologisnya.
Tantangan dari Pernikahan Kedua
- Membangun Hubungan
Pernikahan yang Kuat
- Membangun Hubungan
Orang Tua Tiri dan Anak Tiri
- Membantu Adaptasi
Relasi Anak dengan Orang Tua Kandung di Kehidupan Pernikahan Baru
- Mempertahankan
Hubungan di Keluarga Besar
BEKAL MENGHADAPI PERNIKAHAN KEDUA
- Menyadari Perasaan
yang Dialami dan Perasaan yang Dialami oleh Orang Lain
- Menunjukkan Empati
dan Memahami Sudut Pandang Orang Lain
- Mampu Mengelola
Perilaku dan Emosi dengan Positif
- Memiliki Tujuan
dan Perencanaan
- Menggunakan Cara -
Cara yang Baik dalam Mengelola Relasi dengan Sesama
ALTERNATIF SELAIN PERNIKAHAN
Pilihan untuk hidup sendiri tanpa nikah selamanya adalah
pilihan pribadi seseorang. Biasanya orang - orang yang memilih tidak menikah,
mereka mengalihkan perhatiannya terhadap bidang lain untuk mengisi sisa hidupnya.
Seperti contohnya, mereka memilih untuk mengejar karir atau cita - citanya.
PEKERJAAN & WAKTU LUANG
Nilai pekerjaan adalah nilai dari apa yang kita kerjakan,
sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil
apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu
adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah
proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan
kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
Apa yang dicari dalam Pekerjaan ?
- Mencari uang
- Mencari
pengembangan diri
- Mencari
teman/sarana bersosialisasi
- Mencari
kebanggaan/kehormatan diri
Fungsi Psikologis dalam Pekerjaan
Lebih bisa mandiri, lebih kreatif berfikir logis. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak
uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan
mereka.
Proses Dalam Memilih Pekerjaan
- Ketertarikan
- Penghargaan
- Keakraban
Memilih Pekerjan yang Cocok
1.Hubungan Antara Karakteristik Pribadi & Karakteristik
Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok.
Kepribadian
Artistik
Pekerjaan yang cocok : editor, grafik desainer, guru drama,
arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior
desain
Kepribadian
Konvensional
Pekerjaan yang cocok : akuntan, petugas asuransi, penegak
hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
Kepribadian Aktif
Pekerjaan yang cocok : wiraswasta, direktur program,
manajer.
Kepribadian
Investigasi
Pekerjaan yang cocok : analisis sistem komputer, programmer,
dosen, profesor, statistik, dokter.
Kepribadian Sosial
Pekerjaan yang cocok : psikolog, guru, mediator, perawat,
entertainer, selebriti.
Waktu Luang
Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari
pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan
kewajiban sehari-hari. Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang
kita. Salah satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita dan
beribadah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
adalah cara menyisihkan waktu Anda untuk dapat menjaga
produktivitas sebagai entrepreneur:
- Susun jadwal yang
jelas dan tegas: Perlakukan waktu luang seperti waktu bekerja: Jadwalkan dengan
sengaja. Rencanakan waktu bersantai secara sengaja sebelumnya. Jauhkan
pekerjaan dan hanya lakukan hal yang Anda benar-benar nikmati seperti
bercengkerama dengan keluarga. Waktunya bisa 1 -2 hari saat Anda bisa
benar-benar bebas dari pekerjaan. Dan jika bisa satu pekan penuh setiap tahun
untuk bisa bersama orang-orang yang Anda kasihi dan benar-benar berinteraksi
dengan mereka.
- Matikan alat
komunikasi Anda: Tinggalkan laptop di kantor atau rumah dan kunci di almari.
Milikilah nomor ponsel terpisah, satu untuk pekerjaan dan satu lagi untuk
pribadi. Tinggalkan ponsel yang berkenaan dengan pekerjaan di tas kerja Anda
saat Anda datang dan tiba di rumah. Atau jika Anda ingin lebih ketat, masukkan
saja ke kotak deposit atau brankas di hotel saat berada dalam liburan keluarga.
- Ciptakan rutinitas:
Berikan sinyal pada pikiran Anda bahwa sekarang waktunya untuk mulai bekerja,
meninggalkan kerja atau melibatkan diri dalam kegiatan keluarga dengan
menggunakan ritual untuk transisi dari satu jenis kegiatan ke kegiatan
berikutnya.
source
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/03/konsep-sehat.html
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/03/teori-kepribadian-sehat.html
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/04/tulisan-ke-4.html
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/04/tulisan-ke-5.html
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/06/tulisan-ke-6-softskill.html
http://nikofransiskus.blogspot.com/2013/06/tulisan-ke-7-softskill.html
http://cozeindonesia.blogspot.com/2013/06/jasa-sebat-brosur-murah-jabodetabek.html